Pages

Subscribe Twitter

Senin, 02 April 2012

PROSES PERANCANGAN DATABASE

**Tugas Presentasi SBD2 (kelompok 1)

Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
Database
Database software
• Aplikasi software
Hardware komputer termasuk media penyimpanan
• Personal yang menggunakan dan mengembangkan sistem

Database merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhankebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem database yang mendukungnya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Hal yang penting adalah mengetahui bahwa langkah-langkah siklus hidup aplikasi database dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Sebagai contoh : masalah-masalah yangditemui selama perancangan database mungkin harus mengumpulkan dan
menganalisis kebutuhan-kebutuhan tambahan. Seperti yang digambarkan terdapat feedback loop diantara langkah-langkah yang sering terjadi

Perancangan Database
Pada database yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa user saja,
perancangan database tidak sulit. Tetapi jika ukuran database yang sedang atau besar
(25 - ratusan user yang berisikan jutaan bytes informasi dan melibatkan ratusan query
dan program-program aplikasi, contoh : industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan dari operasi-operasi databasenya), perancangan database menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan database yang sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh user tsb.

Tujuan Perancangan Database
Ø  Untuk menyajikan data dan hubungan antar data yang diperlukan oleh pemakai dan aplikasi
Ø  Untuk mempermudah pemahaman informasi
Ø  Untuk melengkapi model data yang mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan
Ø  Untuk mendukung proses permintaan dan performance seperti waktu respon, waktu proses dan tempat penyimpanan

Fase-fase dari proses Perancangan Database
  1. Pengumpulan dan analisis permintaan
  2. Perancangan model konseptual database
  3. Pemilihan DBMS
  4. Perancangan model logical database
  5. Perancangan fisik database
  6. Implementasi database

Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle )
Tahapan–tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
1.       Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada penganalisaan  areal aplikasi yang unggul , mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya, mempelajari keuntungan dan kerugian , penentuan kompleksitas data dan proses, dan menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan.
2.      Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan–kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada sekelompok pemakai atau pemakai individu. Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-butuhan, ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3.       Perancangan
Perancangan terbagi menjadi dua yaitu :  perancangan sistem database dan  sistem aplikasi
4.       Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5.       Pengujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database  dengan kriteria kinerja yang diinginkan  oleh pengguna.
6.       Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan sistem

Siklus Kehidupan Aplikasi Database ( Micro Life Cycle )

Tahapan yang ada pada siklus kehidupan aplikasi database yaitu :
1.      Pendefinisian Sistem

Pendefinisian ruang lingkup dari sistem database, pengguna dan aplikasinya.

2.      Perancangan Database
Perancangan database secara logika dan fisik pada suatu sistem database sesuai dengan sistem manajemen database yang diinginkan.
3.      Implementasi Database
Pendefinisian database secara konseptual, eksternal dan internal, pembuatan file–file database yang kosong  serta implementasi aplikasi software.
4.      Pengambilan dan Konversi Data
Database ditempatkan dengan baik, sehingga jika  ingin memanggil data secara langsung ataupun merubah file–file yang ada dapat di tempatkan kembali sesuai dengan format sistem databasenya.
5.      Konversi Aplikasi
Software-software  aplikasi dari  sistem database sebelumnya di konversikan ke dalam sistem database yang baru
6.      Pengujian dan Validasi
    Sistem yang baru telah di test dan di uji kinerja nya
7.      Pengoperasian
    Pengoperasian database sistem dan aplikasinya
8.      Pengawasan dan Pemeliharaan
Pengawasan dan pemeliharaan sistem database dan aplikasi software

Kegiatan pengumpulan data dan analisis :
·        Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.
Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
·             Peninjauan dokumentasi yang ada.
Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa, sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi
·      Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan.
Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk transaksi tersebut harus diperinci.
·      Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat sebelumnya.
Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para pengguna dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin akan ditanya untuk membantu para pengguna  dalam memberikan informasi yang penting dan menentukan prioritas.

Teknik  yang digunakan dalam penspesifikasian kebutuhan secara formal :
·         OOA ( Object Oriented Analysis )
·         DFD ( Data Flow Diagram )
·         HIPO ( Hierarchical Input Process Output )
·         SADT ( Structured Analysis & Design )

Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui .

Ada dua kegiatan di dalam perancangan database secara konseptual  :
·                      Perancangan skema konseptual :
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan mengecek tentang kebutuhan– kebutuhan pemakai  terhadap data yang dihasilkan dari tahap 1, dimana
tujuan dari proses perancangan skema konseptual adalah menyatukan pemahaman dalam struktur database, pengertian  semantik, keterhubungan dan batasan-batasannya, dengan membuat sebuah skema database konseptual dengan menggunakan model  data ER/EER tanpa tergantung dengan sistem manajemen database

Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual :
·                      Terpusat
Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu skema konseptual.
·                    Integrasi view–view yang ada
       Untuk masing–masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda dirancang sebuah skema eksternal  ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan  ke dalam sebuah skema konseptual.

Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :
¨            Top down
¨            Bottom Up
¨            Inside Out
¨            Mixed

·               Transaksi
Merancangan karakteristik dari transaksi–transaksi yang akan di implementasikan tanpa tergantung dengan DBMS yang telah dipilih. Transaksi–transaksi ini digunakan untuk memanipulasi database sewaktu diimplementasikan . Pada tahap ini diidentifikasikan input, output dan fungsional . Transaksi ini antara lain : retrieval, update dan delete, select dll.

Tahap 3 :  Pemilihan Sistem Manajemen Database

Pemilihan sistem manajemen database ditentukan oleh beberapa faktor a.l : Teknik, Ekonomi, dan Politik Organisasi
Faktor Teknik :
·         Tipe model data ( hirarki, jaringan atau relasional )
·         Struktur penyimpanan dan jalur pengaksesan yang didukung sistem manajemen database
·         Tipe interface dan programmer
·         Tipe bahasa queri
Faktor Ekonomi :
·      Biaya penyiadaan hardware dan software
·      Biaya konversi pembuatan database
·      Biaya personalia
·      Biaya pelatihan
·      Biaya pengoperasian
·      Biaya pemeliharaan
Faktor Organisasi :
·      Struktur data
     Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari sistem manajemen database harus dipikirkan.
·      Personal yang terbiasa dengan sistem yang terdahulu
     Jika staff programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan sautu sistem manajemen database maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
·      Ketersediaan dari service vendor
     Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan masalah sistem.

Tahap 4 :  Perancangan database secara logika  ( Transformasi model data )
Transformasi dari skema konseptual dan eksternal  ( Tahap 2 ) ke model data sistem manajemen database yang terpilih, ada dua proses yaitu :
·      Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini transformasi tidak mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau hal– hal  khusus yang akan diaplikasikan pada sistem manajemen database

·      Penyesuaian skema ke sistem manajemen database yang spesifik, di lakukan suatu penyesuaian skema yang dihasilkan dari tahap 1 untuk dikonfirmasikan pada bentuk implementasi yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan oleh sistem manajemen database yang terpilih

Hasil dari tahap ini dituliskan dengan perintah DDL ke dalam bahasa sistem manajemen database terpilih. Tapi jika perintah DDL tersebut termasuk dalam parameter–parameter perancangan fisik , maka perintah DDL yang lengkap harus menunggu sampai tahap perancangan database secara fisik telah lengkap.

Tahap 5 :  Perancangan Database Secara Fisik
Proses pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan pengaksesan file– file database untuk mencapai kinerja yang terbaik di bermacam–macam aplikasi
Kriteria pemilihan perancangan fisik :

·         Waktu respon
Waktu transaksi database selama eksekusi untuk menerima respon

·         Penggunaan ruang penyimpanan
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh database file dan struktur jalur pengaksesannya

·         Terobosan yang dilakukan file transaksi
Merupakan nilai rata–rata transaksi yang dapat di proses permenit oleh sistem database dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi

Apabila waktu respon dari database tidak mencapai optimalisasi, maka pada tahap perancangan fisik ini dapat dilakukan denormalisasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 02 April 2012

PROSES PERANCANGAN DATABASE


**Tugas Presentasi SBD2 (kelompok 1)

Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
Database
Database software
• Aplikasi software
Hardware komputer termasuk media penyimpanan
• Personal yang menggunakan dan mengembangkan sistem

Database merupakan komponen dasar dari sebuah sistem informasi dan pengembangan serta penggunaannya sebaiknya dipandang dari perspektif kebutuhankebutuhan organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup sebuah sistem informasi organisasi berhubungan dengan siklus hidup sistem database yang mendukungnya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi database berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi.
Hal yang penting adalah mengetahui bahwa langkah-langkah siklus hidup aplikasi database dapat tidak berurutan, tetapi melibatkan beberapa langkah pengulangan yang biasanya disebut sebagai feedback loop. Sebagai contoh : masalah-masalah yangditemui selama perancangan database mungkin harus mengumpulkan dan
menganalisis kebutuhan-kebutuhan tambahan. Seperti yang digambarkan terdapat feedback loop diantara langkah-langkah yang sering terjadi

Perancangan Database
Pada database yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa user saja,
perancangan database tidak sulit. Tetapi jika ukuran database yang sedang atau besar
(25 - ratusan user yang berisikan jutaan bytes informasi dan melibatkan ratusan query
dan program-program aplikasi, contoh : industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan dari operasi-operasi databasenya), perancangan database menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan database yang sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh user tsb.

Tujuan Perancangan Database
Ø  Untuk menyajikan data dan hubungan antar data yang diperlukan oleh pemakai dan aplikasi
Ø  Untuk mempermudah pemahaman informasi
Ø  Untuk melengkapi model data yang mendukung transaksi-transaksi yang diperlukan
Ø  Untuk mendukung proses permintaan dan performance seperti waktu respon, waktu proses dan tempat penyimpanan

Fase-fase dari proses Perancangan Database
  1. Pengumpulan dan analisis permintaan
  2. Perancangan model konseptual database
  3. Pemilihan DBMS
  4. Perancangan model logical database
  5. Perancangan fisik database
  6. Implementasi database

Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle )
Tahapan–tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu :
1.       Analisa Kelayakan
Tahapan ini memfokuskan pada penganalisaan  areal aplikasi yang unggul , mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya, mempelajari keuntungan dan kerugian , penentuan kompleksitas data dan proses, dan menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan.
2.      Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan–kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada sekelompok pemakai atau pemakai individu. Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-butuhan, ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3.       Perancangan
Perancangan terbagi menjadi dua yaitu :  perancangan sistem database dan  sistem aplikasi
4.       Implementasi
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5.       Pengujian dan Validasi
Pengujian dan validasi sistem database  dengan kriteria kinerja yang diinginkan  oleh pengguna.
6.       Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan sistem

Siklus Kehidupan Aplikasi Database ( Micro Life Cycle )

Tahapan yang ada pada siklus kehidupan aplikasi database yaitu :
1.      Pendefinisian Sistem

Pendefinisian ruang lingkup dari sistem database, pengguna dan aplikasinya.

2.      Perancangan Database
Perancangan database secara logika dan fisik pada suatu sistem database sesuai dengan sistem manajemen database yang diinginkan.
3.      Implementasi Database
Pendefinisian database secara konseptual, eksternal dan internal, pembuatan file–file database yang kosong  serta implementasi aplikasi software.
4.      Pengambilan dan Konversi Data
Database ditempatkan dengan baik, sehingga jika  ingin memanggil data secara langsung ataupun merubah file–file yang ada dapat di tempatkan kembali sesuai dengan format sistem databasenya.
5.      Konversi Aplikasi
Software-software  aplikasi dari  sistem database sebelumnya di konversikan ke dalam sistem database yang baru
6.      Pengujian dan Validasi
    Sistem yang baru telah di test dan di uji kinerja nya
7.      Pengoperasian
    Pengoperasian database sistem dan aplikasinya
8.      Pengawasan dan Pemeliharaan
Pengawasan dan pemeliharaan sistem database dan aplikasi software

Kegiatan pengumpulan data dan analisis :
·        Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.
Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
·             Peninjauan dokumentasi yang ada.
Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa, sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi
·      Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan.
Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk transaksi tersebut harus diperinci.
·      Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat sebelumnya.
Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para pengguna dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin akan ditanya untuk membantu para pengguna  dalam memberikan informasi yang penting dan menentukan prioritas.

Teknik  yang digunakan dalam penspesifikasian kebutuhan secara formal :
·         OOA ( Object Oriented Analysis )
·         DFD ( Data Flow Diagram )
·         HIPO ( Hierarchical Input Process Output )
·         SADT ( Structured Analysis & Design )

Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui .

Ada dua kegiatan di dalam perancangan database secara konseptual  :
·                      Perancangan skema konseptual :
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan mengecek tentang kebutuhan– kebutuhan pemakai  terhadap data yang dihasilkan dari tahap 1, dimana
tujuan dari proses perancangan skema konseptual adalah menyatukan pemahaman dalam struktur database, pengertian  semantik, keterhubungan dan batasan-batasannya, dengan membuat sebuah skema database konseptual dengan menggunakan model  data ER/EER tanpa tergantung dengan sistem manajemen database

Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual :
·                      Terpusat
Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu skema konseptual.
·                    Integrasi view–view yang ada
       Untuk masing–masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda dirancang sebuah skema eksternal  ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan  ke dalam sebuah skema konseptual.

Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :
¨            Top down
¨            Bottom Up
¨            Inside Out
¨            Mixed

·               Transaksi
Merancangan karakteristik dari transaksi–transaksi yang akan di implementasikan tanpa tergantung dengan DBMS yang telah dipilih. Transaksi–transaksi ini digunakan untuk memanipulasi database sewaktu diimplementasikan . Pada tahap ini diidentifikasikan input, output dan fungsional . Transaksi ini antara lain : retrieval, update dan delete, select dll.

Tahap 3 :  Pemilihan Sistem Manajemen Database

Pemilihan sistem manajemen database ditentukan oleh beberapa faktor a.l : Teknik, Ekonomi, dan Politik Organisasi
Faktor Teknik :
·         Tipe model data ( hirarki, jaringan atau relasional )
·         Struktur penyimpanan dan jalur pengaksesan yang didukung sistem manajemen database
·         Tipe interface dan programmer
·         Tipe bahasa queri
Faktor Ekonomi :
·      Biaya penyiadaan hardware dan software
·      Biaya konversi pembuatan database
·      Biaya personalia
·      Biaya pelatihan
·      Biaya pengoperasian
·      Biaya pemeliharaan
Faktor Organisasi :
·      Struktur data
     Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari sistem manajemen database harus dipikirkan.
·      Personal yang terbiasa dengan sistem yang terdahulu
     Jika staff programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan sautu sistem manajemen database maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
·      Ketersediaan dari service vendor
     Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan masalah sistem.

Tahap 4 :  Perancangan database secara logika  ( Transformasi model data )
Transformasi dari skema konseptual dan eksternal  ( Tahap 2 ) ke model data sistem manajemen database yang terpilih, ada dua proses yaitu :
·      Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini transformasi tidak mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau hal– hal  khusus yang akan diaplikasikan pada sistem manajemen database

·      Penyesuaian skema ke sistem manajemen database yang spesifik, di lakukan suatu penyesuaian skema yang dihasilkan dari tahap 1 untuk dikonfirmasikan pada bentuk implementasi yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan oleh sistem manajemen database yang terpilih

Hasil dari tahap ini dituliskan dengan perintah DDL ke dalam bahasa sistem manajemen database terpilih. Tapi jika perintah DDL tersebut termasuk dalam parameter–parameter perancangan fisik , maka perintah DDL yang lengkap harus menunggu sampai tahap perancangan database secara fisik telah lengkap.

Tahap 5 :  Perancangan Database Secara Fisik
Proses pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan pengaksesan file– file database untuk mencapai kinerja yang terbaik di bermacam–macam aplikasi
Kriteria pemilihan perancangan fisik :

·         Waktu respon
Waktu transaksi database selama eksekusi untuk menerima respon

·         Penggunaan ruang penyimpanan
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh database file dan struktur jalur pengaksesannya

·         Terobosan yang dilakukan file transaksi
Merupakan nilai rata–rata transaksi yang dapat di proses permenit oleh sistem database dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi

Apabila waktu respon dari database tidak mencapai optimalisasi, maka pada tahap perancangan fisik ini dapat dilakukan denormalisasi.

0 komentar on " PROSES PERANCANGAN DATABASE "

Posting Komentar